Review Film Surat Cinta Dari Pantura

Sejak dulu Indonesia dikenal sebagai Negara Maritim dan Agraris, tapi makin kesini Indonesia makin kehilangan identitasnya sebagai Negara Agraris dan Maritim, Pembangunan-pembangunan industri kian marak dan menggeser lahan pencaharian para petani dan nelayan. Dalam Film Dokumenter berjudul SURAT CINTA DARI PANTURA yang dibuat untuk memperingati Hari Tani Nasional 2021 film yang merupakan hasil kolaborasi Watch Doc, Greenpeace, dan Trend Asia ini menggambarkan kehidupan Masyarakat pantura yang akhir-akhir ini makin tragis, ketragisan tersebut dimulai sejak proyek-proyek pemerintah untuk membangun Kawasan industry potensial dijalankan.

Dibangunnya Kawasan industry potensial tersebut kemudian berdampak hasil pertanian dan pertambakan yang dimiliki oleh Masyarakat sekitar Pantura mengalami penurunan setiap waktunya. Proyek yang mengatasnamakan kesejahteraan rakyat dan pembukaan lapangan pekerjaan untuk Masyarakat sekitar pantura tersebut justru berdampak negatif, justru adanya Pembangunan Kawasan industri potensial malah menghapus lapangan pekerjaan Masyarakat Pantura yang kebanyakan  bekerja sebagai petani dan nelayan. Hal ini berbanding terbalik dengan sejarah negara kita sebagai negara Agraris yang mampu bersaing dengan Negara-negara pengekspor beras seperti Thailand yang dijuluki lumbung padi Asia, sementara Masyarakat petani kita sekarang makin kesulitan dalam bertani dengan banyaknya masalah yang dihadapi.

Pemerintah yang seharusnya bertugas untuk mensejahterakan masyarakat justru hanya memikirkan keuntungan-keuntungan yang hanya bisa dinikmati oleh segelintir orang. Tidak jarang dalam Pembangunan suatu proyek industry mereka menggunakan intimidasi dan ancaman dalam proses pembebasan lahan bahkan mereka yang menolak Pembangunan industry akan dianggap melakukan perlawanan terhadap negara, “Surat Cinta” dari pihak aparat akan diterima warga mereka akan dikriminalisasi dan diadili  tanpa adanya hukum yang jelas, Masyarakat hanya bisa pasrah mendapati tuduhan yang dilayangkan oleh pihak aparat. Di beberapa wilayah setelah berhasil mendapatkan tanah dan mulai proses Pembangunan desa-desa disekitar area tersebut kemudian menjadi langganan banjir. Fenomena tersebut bahkan sampai disebut dengan Industri Bencana dikarenakan Pembangunan-pembangunan industry tersebut memunculkan bencana bagi Masyarakat sekitar, bencana tersebut bukan bencana tak bertuan tapi sudah jelas asal muasal bencana tersebut karena beberapa pihak.

Dengan berbagai masalah yang muncul dari Pembangunan proyek Kawasan industry terpadu tersebut Masyarakat disekitar pantura makin terdesak, baik petani maupun nelayan yang telah terdampak dengan adanya proyek tersebut berharap agar pemerintah lebih memperhartikan keadaan Masyarakat dengan baik sebelum memulai Pembangunan suatu proyek industry bahkan ada kutipan “Jangan jadikan lahan subur sebagai Kawasan industri, tapi pakailah lahan tandus agar bisa bermanfaat sebagai Kawasan industry”.

Kontributor: Alfaid