Penyambung Lidah Rakyat Indonesia

Bedah Buku Penyambung Lidah Rakyat Indonesia

Buku Soekarno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia merupakan otobiografi pertama Presiden Soekarno yang ditulis oleh Cindy Adams dan buku ini pertama kali terbit di New York pada tahun 1965 dengan Bahasa Inggris, lalu mulai diterjemahkan ke bahasa Indonesia pada tahun 1966 dan sudah di cetak ulang beberapa kali. Buku Penyambung Lidah Rakyat Indonesia sendiri merupakan buku yang paling lengkap mengenai kehidupan cita-cita, perjuangan, serta latar belakang langkah langkah yang diambil oleh Presiden Soekarno. Selain itu Buku ini juga membeberkan fakta tentang siapa sebenarnya sosok Soekarno.

           Pada awalnya Soekarno sendiri belum memiliki pandangan untuk menuliskan sejarah hidupnya, hingga saat Soekarno mengadakan makan bersama dengan duta besar Amerika serikat yaitu Howard Jones di Paviliun Istana Bogor. Di tengah perbincangan saat makan Bersama, Howard mengatakan bahwa sudah waktunya Presiden Soekarno untuk menuliskan sejarah hidupnya, menurut Howard Soekarno merupakan perpaduan antara Franklin Delano Roosevelt dan Clark Gable dan menurut Howard jika Soekarno menuliskan sejarah hidupnya dunia akan tau siapa sosok Soekarno sebenarnya. Namun Soekarno sendiri menolak dengan alasan bahawa dia akan hidup 10 sampai 20 tahun kedepan dan tidak ada yang tau kehidupan seseorang dimasa depan, juga baik buruknya seseorang akan terlihat saat dia meninggal. Bahkan pada tahun 1960 disaat kunjungan Kruschev di Indonesia ada beberapa wartawan (CBS) yang hendak menuliskan sejarah hidup Soekarno melalui perantara sekretarisnya, lagi-lagi Soekarno menolak. Pada tahun setelahnya tepatnya 1961 Soekarno bertemu dengan wartawati bernama Cindy Adams Bersama suaminya Joe Adams yang saat itu mereka sedang membawa misi kesenian Presiden John F Kennedy di Asia tenggara. Dengan adanya desakan oleh Howard mengenai sejarah hidupnya, akhirnya Soekarno menyetujui dengan satu syarat yaitu mengerjakan ini Bersama Cindy Adams Soekarno memilih Cindy Adams karena wawancara dengan Cindy Adams menyenangkan dan tidak membuat sakit hati dan tulisan-tulisanya sangat jujur dan dapat dipercaya sepenuhnya. Menurut Soekarno sendiri, dia mengambil keputusan untuk menuliskan sejarah hidupnya agar semua tahu siapa sosok seorang Soekarno

           Soekarno lahir pada tanggal 6 Juni 1901 di gang Peneleh Surabaya, beliau lahir bertepatan saat sang fajar muncul dan juga gunung Kelud meletus. Berdasarkan keyakinan orang Jawa seseorang yang lahir disaat terbitnya sang fajar kelak dia akan menjadi seorang pemimpin hebat yang dicintai rakyatnya, begitupun disaat gunung kelud meletus yaitu sebagai simbol penyambutan kelahiran bayi Soekarno. Soekarno lahir dari keluarga bangsawan, ibunya bernama Idayu seorang bangsawan asal Bali yang memiliki kasta Brahmana sedangkan ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo, gelar Raden sendiri merupakan simbol seorang bangsawan dari Jawa, Raden Soekemi sendiri merupakan keturunan dari kesultanan Kediri. Awal pertemuan antara mereka berdua saat itu Raden Soekemi menjadi salah satu guru sekolah rendah di Singaraja dan setiap selesai jam sekolah Raden Soekemi sering pergi ke air terjun untuk menenangkan pikiran, dan disitulah dia bertemu dengan Idayu. Awalnya mereka hanya saling berbincang dan keduanya saling suka, hingga Raden Soekemi mendatangi rumah orang tua Idayu untuk melamarnya namun ditolak karena Soekemi merupakan Orang Jawa dan juga beragama Islam, namun dengan terpaksa mereka memutuskan untuk pergi dan menikah di rumah salah satu sahabat Soekemi. Setelah keduanya menikah mereka dibawa ke persidangan terkait dengan masalah tersebut dan hasil dari persidangan tersebut ibu Soekemi dikenai denda sebesar 25 ringgit. Karena merasa tidak disukai di Bali akhirnya Raden Soekemi mengajukan perpindahan tugas di Surabaya, disinilah tempat PUTRA SANG FAJAR lahir.

          Walaupun terlahir dari seorang bangsawan kehidupan Soekarno kecil berada dalam gelombang kesusahan, ayahnya yang bekerja menjadi seorang guru dengan gaji yang bisa dibilang minim dan harus membayar sewa rumah juga menghidupi istri dan kedua anaknya. Ketika Soekarno berumur 6 tahun dia bersama dengan keluarganya pindah ke Mojokerto, di sini Soekarno menyimpan banyak kepedihan, seperti tidak bisa merasakan masa kecil dengan bermain petasan seperti anak-anak yang lain karena hidup dalam kemelaratan dan juga saat Soekarno berada di klub bola dia mendapat diskriminasi dari orang-orang kulit putih atau anak-anak orang Belanda. Di Mojokerto Soekarno sekolah di sekolah rendah khusus pribumi karena cita-citanya yang ingin masuk ke sekolah tinggi. Soekarno pindah sekolah, di sekolah menengah Belanda saat Soekarno lulus kelas lima dari sekolah pribumi. Soekarno dipindahkan karena para pribumi hanya boleh sekolah sampai kelas 5 saja hanya orang Belanda dan para bangsawan pribumi yang mampu bersekolah ke jenjang berikutnya. Setelah lulus dari ELS Soekarno melanjutkan sekolahnya di HBS Surabaya di saat dia berumur 15 tahun, disana Soekarno bertempat tinggal di rumah sahabat lama ayah Soekarno, dia bernama H.O.S Cokroaminoto dia adalah orang yang hebat hingga dijuluki oleh Belanda Raja Jawa tanpa mahkota.

            Di rumah pak Cokro lah seorang bungkarno mengetahui kondisi negerinya, di rumah pak Cokro sebagai dapur nasionalisme yang membuat Bung Karno menjadi sosok pemimpin besar kelak. Sewaktu sekolah di HBS Bung Karno muda sering diajak pak Cokro untuk melihatnya berpidato di depan puluhan pengikutnya, sosok pendiri partai Sarekat Islam itu menjadi sosok yang inspiratif bagi Soekarno muda, dan hal itulah yang membuat Soekarno belajar berpidato dan mendapat julukan singa podium. Pada umur 16 tahun Soekarno mendirikan perkumpulan politik pertamanya bernama tri koro dharmo yang memiliki arti tiga tujuan suci yang melambangkan kemerdekaan politik ekonomi dan sosial. Setelah itu Bung Karno juga bergabung ke organisasi yang jangkauannya lebih luas yaitu Jong Java, begitupun pergulatan sosial dari Jong Java yang berlandaskan kebangsaan, disana Bung karno mengabdikan dirinya bersama Jong Java dengan mengembangkan budaya asli seperti tari Jawa dan gamelan. Di dalam Jong Java Soekarno sendiri sering berpidato didepan teman temannya sehingga mereka tau jalan pikiran Soekarno dan semua memilihnya menjadi sekretaris di Jong Java dan kemudian menjadi ketua. Pada tanggal 10 juni 1921 dia lulus dari HBS dan berniat melanjutkan studinya di Belanda seperti teman-temanya yang lain, namun hal itu ditolak mentah-mentah oleh ibunya karena faktor biaya yang mahal dan ibu(Idaayu  Soekarno menegaskan bahwa jika berniat mengenyam pendidikan maka lanjutkanlah disini saja, jangan sekali kali lupa bahwa tempatmu, nasibmu, pusakamu adalah kepulauan ini.

          Juni 1921 Bung Karno melanjutkan studinya di sekolah tinggi Teknik Bandung (THS), disana hanya ada 11 orang Bumi-Putera yang sudah termasuk Bung Karno. Dia bertempat tinggal di rumah kenalan pak Cokro yang bernama Hj Sanusi dan istrinya Inggit garnasih. Sewaktu Bung Karno mengenyam Pendidikan di THS, Hindia-Belanda mendapati gempuran Gerakan revolusioner yang dilakukan oleh buruh di Garut, mereka yang terorganisir oleh organisasi persatuan buruh gula dan juga sarekat pekerja dan gejolak Nasionalisme tumbuh dan membakar yang dulu dipupuk pada tahun 1908. Para buruh tersebut menuntut jam kerja yang lebih pendek dari 18 jam dan upah yang pantas. Tanggapan pemerintah kolonial mengenai gerakan-gerakan yang dilakukan oleh para buruh merupakan pengaruh dari Sarekat Islam dan dihari itu juga pak Cokro di tanggap dan dikenai hukuman penjara selama tujuh bulan. Bung Karno mendapat pilihan yang sulit Bung karno meninggalkan kuliahnya di Bandung dan kembali ke Surabaya sampai pak Cokro dibebaskan, dengan memegang prinsip-prinsip yang dipupuk oleh pak Cokro disana Bung Karno melanjutkan perjuangan pak Cokro, hingga April 1922 pak Cokro dibebaskan dan bulan Juli mulainya tahun ajaran baru Bung Karno kembali melanjutkan kuliahnya dan disana Bung Karno juga mulai berkembang menjadi sosok pejuang yang sudah matang.

          Di Bandung Bung Karno menjadi sosok seorang pemikir hebat, hasil tempaan dari pak Cokro semasa di Surabaya menjadikan Bung Karno sadar akan kondisi yang terjadi di negaranya sungguh memilukan. Kembali pada tahun 1921 disaat Bung Karno berumur 20 tahun dia meninggalkan kuliahnya dengan dipenuhi pikiran yang bimbang dia mengayuh sepedanya tanpa arah hingga sampai di Bandung Selatan daerah Cigalereng, daerah yang dipenuhi oleh sosok petani kecil dengan alat dan lahan yang kecil di sana Bung Karno turun dari sepedanya dan berbincang dengan salah satu petani, Marhaen namanya. Hasil dari perbincangan tersebut membuat gejolak hati dan pikiran Bung Karno sadar “bahwa mengapa rakyat kecil yang memiliki lahan serta alat produksi sendiri tidak menemukan kesejahteraan”. Mereka terjerat oleh sistem kolonialisme, imperialisme dan praktik kapitalisme yang membuat rakyat pribumi hidup dalam kesusahan, penindasan-penindasan yang dilakukan oleh kaum kulit putih membuat pribumi ada dalam keterpurukan yang Panjang. Atas kesadaran tersebut Bung Karno akhirnya mencetuskan sebuah paham atau ideologi untuk melawan segala bentuk penindasan, para rakyat kecil yang hidupnya tidak sejahtera dia beri nama Marhaen karena melihat sosok pak marhaen yang ia temui dijadikan sebagai simbol oleh Bung Karno. Ideologi Marhaenisme sebagai buah pemikiran seorang Bung Karno untuk melawan segala bentuk penindasan yang terjadi di negaranya, sebuah ideologi yang menghendaki adanya masyarakat adil makmur dan sejahtera, dengan mengedepankan nilai nilai nasionalisme di dalamnya menghendaki masyarakat yang berdaulat dibidang politik dan berdikari dibidang ekonomi juga berkepribadian kebudayaan,menghendaki masyarakat yang mendapatkan demokrasi politik dan demokrasi ekonomi, menghendaki masyarakat yang berketuhanan yang berkebudayaan. Dengan adanya arah gerak dan pisau analisa terkait sebuah permasalahan, Marhaenisme merupakan ideologi sosialisme dalam praktik demi mewujudkan kemerdekaan dan sosialisme Indonesia.

Lebih lanjut buku ini menceritakan tentang sikap Soekarno yang memulai politik Non-cooperation yang dimana Soekarno tidak ingin bekerja sama dengan pihak lawan yang pada saat itu Soekarno telah menyelesaikan kuliahnya pada tahun 1926, Soekarno ditawari bekerja sebagai pemerintah kota yang pada saat itu masih dibawah kendali kolonial Belanda. Sikap ini didasarkan pada hasrat untuk percaya pada diri sendiri dan secara ekonomi terlepas dari bantuan negara asing. Karena Soekarno menolak pekerjaan besar yang diberikan itu, Soekarno wajib memberi penjelas kepada Profesor Schoemsker, “Anda telah mengatakan, dalam ruang lingkup kecil aku memiliki kemampuan untuk mencipta. Ya, aku ingin mencipta, ”Tapi mencipta untuk diriku sendiri. Aku tidak yakin di masa depan aku bisa mencipta rumah. Cita-citaku ingin menjadi pembangun dari suatu bangsa. Dan saat itu pun Soekarno sangat membutuhkan uang dan pekerjaan. Soekarno sudah tidak mempunya harapan sama sekali untuk memperoleh kedua-duanya itu. Ketika Soekarno mendengar ada lowongan dari Ksatrian Institut, yang diselenggarakan oleh pemimpin nasionalis, Dr. setiabudi yang sedang mencari seorang guru untuk dua mata pelajaran. Di situ Soekarno mengambil lowongan itu karena tidak punya pilihan lain dan mengikat soekarno dan inggit (istri soekarno) di masa itu sangat terpuruk. Dalam pengajaran soekarno memilki gaya sendiri. Soekarno sama sekali tidak mengikuti teori bahwa anak-anak harus belajar berdasarkan kenyataan.gagasan soekarno adalah membangkitkan semangat pada mereka. Soekarno tidak ingin mengajarkan murid-muridnya yang hanya ammpu mengingat fakta, jadi soekarno memberikan latar belakang falsafah. Sudah menjadi aturan dari departemen pengajaran Hindia Belanda, sekolah-sekolah pada waktu tertentu dikunjungi oleh penilik sekolah. Pada waktu yang ditentukan seorang penilik sekolah datang mendengarkan pelajaran sekolah yang seokarno berikan. Dan di hadapan penilik sekolah bangsa belanda yang memanda dengan wajah yang tidak percaya, soekarno tanpa ragu menyebut bangsa belanda sebagai “kolonialis yang terkutuk!”. Ketika jam pelajaran dan pelampiasan matah soekarno berakhir, penilik sekolah dengan menyatakan terus terang bahwa menurut pendapatnya soekarno buakanlah pengajar melainkan seorang penghotbah, dan disitu akhir soekarno menjadi guru. Soekarno dibuang ke pasar-pasar dan dibuang ke hutan-hutan, desa-desa dan sawah-sawah. Soekarno disitu tidak menjadi seorang pendidik, dia hanyalah seorang penghotbah. Ditahun 1926 soekarno mulai menghotbahkan nasionalisme terpimpin. Mimbarnya adalah pinggir jalan, jamaahnya adalah kerumunan masa yang mendambakan langkah penyelamatan. Soekarno memimpin mereka, Ia menjelaskan, telah tiba saatnya bila kita membutuhkan masyarakat baru yang demokratis sebagai penganti feodalisme. Disitu soekarno menekankan bahwasannya masyarakat membutuhkan persamaan hak. Dan soekarno disitu ingin menghapus adanya suatu kelas, kasta dan golongan. Selagi soekarno mengajari untuk menghapus system feodal, soekarno dan masyarakat memutuskan untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, hendaknya kaum marhen dan kaum bangsawaan menggunakan bahasa yang sama. Tahun 1926 soekarno pun matang dalam tiga dimensi yaitu dibidang politik, dibidang agama, dan dibidang ideologi. Soekarnoi bukan orang yang komunis/simpati terhadap komunisme, Disitu soekarno mengakatan bahwa ketika kita ingin menjadi orang kiri yang menghendaki perubahan kekuasaan kapitalis, kita tidak perlu menjadi seorang komunis. Bangsa Indonesia berbeda dengan bangsa lain didunia, sosialisme kami adalah sosialisme yang tidak memasukan konsep materialism yang ektrim. Sosialisme kami adalah sosialisme campuran. Kami mengambil persamaan politik dalam Declatarion of idependence dari amerika. Kami mengambil persamaan spiritual dari islam dan Kristen. Kami mengambil persamaan ilmian dari marx. Kedalam campuran ini di tambahkan kepribadian nasional yaitu Marhenisme dan memercikan ke dalam gotong royong dan maka hasilnya adalah sosialisme Indonesia. Apa yang disebut organisasi politik ku di tahun 1926 adalah perkembangan soekarno di Bandung Student Club, yang dimana soekarno keluar dari organisasi itu dan mulai membuat studieclub.  Ke dalam Algeemene studieclub ini bergabunglah para intelektual muda bangsa Indonesia.

Setelah soekarno matang dalam pemikiran dan semangat soekarna yang ingin melihat rakyatnya tidak menderita lagi akibat kolonialisme dan imperialism pada saat itu. Waktunya telah tiba untuk mendirikan partai sendiri. Ada beberapa factor, yaitu pada 1917 dinasti dari Hohenzollern di jerman ambruk, Frnaz josef jatuh, Tsar Alexander terhuyung-huyung. Serpihan-serpihan dari tahta dunia yang hancur itu melenting mengenai telinga ratu Wilhelmina dan Guntur dari revolusi Negara tetangga menyambar-nyambar halaman istananya. Tahun 1917 meletus pemberontakan bolsyewik di bawah pimpinan lenin dan lahirlah uni soviet. Bela kun memimpin suatu pemberontakan di Hongaria. Kaum buruh jerman mendirikan republic Weimar. Di sekitar negeri belanda terjadi chaos. Kesengsaraan dari negeri belanda itu menjadi lebih parah ketika seorang sosialis bernama Dr. pitter jelles troestra melancarkan revolusi proletariat. Dan negeri belanda mejadi lemah. Dipengaruhi dari semua peristiwa ini, nasionalisme di hindia belanda berkembang. pihak belanda menyadari, Bahwa mereka harus melunakkan hati masyarakat jajahannya. Peritiwa-peristiwa dunia itu hanya melahirkan janji-janji palsu. Dalam waktu satu tahun belanda pun menghianati masyarakat pribumi dengan naiknya Gubernur jendral Drik fock, yang dimana dia adalah gubernur yang paling reaksioner sampai saat itu, Dan lebih kejam dari pada pemimpin yang sebelumnya. Masyarakat kembali di tindas. Masyarakat pada saat itu tidak memiliki partai yang kuat. Sarekat islam terpecah, sebagian dari itu mengubah nama menjadi sarekat rakyat melakukan penyerangan kepada pihak belanda yang mengalami kekalahan yang menyedihkan. dengan segera belanda menindas kurang lebih 2.000 orang dan 10.000 orang di penjarakan. Sarekat rakyat menjadi partai yang terlarang. Kebencian umum dan kepopuleran bung karno merupakan dua hal yang di bicarakan. Pada 4 juli 1927, dengan dukungan 6 kawannya dari Algemene Studie club, Soeksrno mendirikan sebuah partai yaitu PNI (partai nasional Indonesia). Tujuan PNI adalah kemerdekaan sepenuhnya. Bahkan pengikut soekarno gemetar melihat sikap soekarno yang radikal itu. Disitu soekarno mulai melakukan pidato-pidato dengan cita-cita kemerdekaan kepada pengikutnya dan masyarakat. Hingga masyarakat menyebut soekarno adalah singa podium. Karena soekarno selalu bersemangat ketika pidato dan tak jarang juga keita soekarno berpidato para polisi-polisi selalu mengikuti gerak-gerik soekarno karna dianggap soekarno telah menentang pemerintahan kolonial pada saat itu.  Pada saat itupun masyarakat kagum pada soekarno karena melihat semangat dari soekarno untuk memerdekakan bangsanya. Dan sampai dimana soekarno harus menghindari kejaran dari polisi-polisi itu. Desember 1928 soekarno membentuk federasi dari PNI dengan nama PPPKI (permufakatan perhimpuan-perhimpunan kebangsaan Indonesia). Pemerintah belanda mulai meakukan pengawasan yang serius terkait hal ini. Menggerakkan masa dianggap sebagai ancaman nyata bagi belanda. Dan pada suatu rapat di hari minggu di madiun. Seperti biasanya kalau soekarno berpidato, masyarakt berkeruman seperti semut. Dan ketika giliran soekarno berpidato sentak semua masyarakat bersorak meriah. Dan ketika di tnagh-tangah soekarno berpidato, Dengan pidato soekarno yang sangat mengkritik pemerintah pada saat itu, pertemuan itupun langsung di hentikan oleh polisi pada saat itu dan mengalami kericuhan yang cukup chaos. Dan soekarno di bawa ka kantor polisi. Soekarno pun di nenaskan dan mendapat peringatan keras. Malam itu inggit melihat suatau penampakan. Dia melihat polisi sedang menggeledah rumah soekarno dan inggit dan penampakan iu kembali lagi datang sampai lima kali berturut-turut. Di hari yang kelima soekarno harus pergi ke solo untuk menghadiri rapat umum. Dan disitu inggit sedih melihat soekarno yang meninggalkannya.

Ancaman soekarno selalu membayangi. Di dalam undang-undang hukum pidanan di sebutkan, barang siapa diketahui melakukan perasaan-perasaan kebensian baik tertulis maupaun lisan atau barang siapa yang berhubungan langsuang maupun tidak langsung dengan kegiatan yang menghasut untuk mengadakan pengacauan atau pemberontakan terhadap belanda di kenkan hukuman setinggi-tingginya dangan penjara tujuh tahun. Karena perkembangan PPPKI sangat pesat, soekarno mejadi seorang yang di awasi. Soekarno pernah diberi peringatan ketika melakukan pemberontakan lagi akan dikenakan hukuman penjara. Dalam perjalanan ke solo dangan gatot mangkupuraja, salah satu anak buat soekarno di PNI. Disana soekarno berbicara kepada gatot tentang nasib menjadi seorang yang menentang dari pemerintahan kolonial akan di asingan atau di penjara, soekarno juga bercerita kalau bagian PNI dan PPPKI sudah banyak yang di penjarakan atau di asingkan. Di solo kami mengadakan serangkaian rapat umum. Seletah rapat selesai pada waktu tengah malam, sesuai dengan rencana, kami menginap di rumah sayudi, seorang pengacara dan salah satu anggota dari soekarno. Soekarno dan yang lainnnya masuk ke tempat tidur pada pukul satu. Pukul lima pagi ketika dunia masih gelap. Semua terbangun dengan suara yang keras. Ada yang menggedor-gedor pintu. Semua terbangun tiba-tiba. Sehingga soekarno mengira ada perkelahian di lua. Gatot yang pertama membuka pintu itu. Ia membuka dan masuk seorang inspektur belanda diikutu setengah lusin polisi pribumi. Memegang pistol yang diacungkan kepada soekarno. Soekarno tau kalau memang itu saatnya dan inspektur itu berdiri di hadapan soekarno dan berkata, “atas nama sri satu kami menahan anda”. Di luar dengan siap siaga berdiri 50 polisi mengepung rumah sayudi. Tiga buah kendaraan telah disiapkan. Ditengah adalah kendaraan khusus kami, sukarno, gatot dan supir tua di bawa ke mergasan, penjara untuk orang sakit jiwa. Kami di paksa masuk satu persatu ke dalam sel. Tidak ada tanda-tanda bahaya. Sukarno mudah tidur malam itu tanpa mengalami suatu perasaan yang khusus. Sehingga tanggal 9 desember 1929 itu bagi kami merupakan hari naas. Pukul dua siang kami diberi nasi. Sebelum dan sesudah itu tidak ada kontak dengan siapapun setelah berlangsung satu haru satu malam. Esok pagi pukul lima, polisi datang dengan tidak mengucapkan apa-apa. Langsung membawa kami ke stasiun. Sebuah kereta sudah siap untuk mengantar kami. Disana pasukan barisan pengawal yang lain telah menunggu, lima komisaris polisi, dua pengendara motor, setengah lusin inspektur, mengawal irinag kami. Perjalanan itu tidak lama. Kami hamper tidak punya waktu untuk merasakan tubuh yang gemetaran dan sampai pada penjara Banceuy.

BANCEUY adalah penjara kelas bawah. Yang dibangun pada abad ke-19, keadaan kumuh bobrok dan usang, ada dua macam sel di penjara ini, yang satu untuk tahanan politik dan satu lagi untuk orang desa, dan total dari semua sel ada 36 sel. Kamar sukarno berada di nomor lima dan gatot berada pada nomor tujuh. Pagi berikutnya, ,askum dan supriadinata, dua orang pengurus PNI lainnya, dimasuknya ke nomor yang berturut-turut. Penahanan sukarno dan yang lainnya sudah di rencanakan beberapa bulan sebelum penamngkapan, supriadi dan maskun di tangkap di bandung dengan waktu yang bersamaan dengan sukarno. Ribuan orang telah ditahan, termasuk 40 orang tokoh PNI. Sukarno, gatot, maskun dan supriadinata benar-benar ditahan tanpa bisa berhubungan dengan orang lain. Tidak boleh menerima tamu, tidak boleh menerima surat. Dan disitulah sukarno merasa tidak berguna dan sempat ingin memhakhiri hidupnya karena di sel sukarno hanya bisa termenung dan tidak bisa berbuat apa-apa. Disitu sukarno hanya bisa berteman denga seekor cicak atau binatang kecil lainnya. Setelah 40 hari sukarno di dalam tahanan, sukarno di berikan izin untuk bisa bertemu inggit. Sukarno hanya bisa berbicara saja tidak lebih, karena di halangi oleh besi. Sukarno hanya diperbolehkan berbicara mengunakan bahas Indonesia dan belanda, tidak diizinkan menggunakan bahasa daerah yang tidak di mengerti oleh penjaga. Dan beberapa hari soekarno berada di sel, ada salah satu sipir atau penjaga yang baik kepada sukarno yang bernama Sariko dan semua penjaga pribumi berpuhak kepada soekarno, sesekali soekarno meminta kepada penjaga untuk melonggarkan aturannya dan penjaga pribumi itu menuruti kemauman sukarno, penjaga menawarkan kepada sukarno jika sukarno ingin menyelundupkan sesuatu ke dalam sel, penjaga itu senag hati untuk menolong sukarno. Sukarno disana hanya meminta sebuah Koran agar sukarno bisa mengetahui keadaan di luar meskipun sukarno berada di dalam sel. Sukarno juga memberi kepada gato, maskun dan supriadinata untuk membaca Koran dengan cara sukarno diam-diam menggeser kosan itu ke sel sebelah dan begitupun berkutnya.

Pada saatnya, setelah sukarno menghabiskan waktunya di dalam sel denga waktu yang cukup lama. 6 juni 1930 sukarno diajukan ke pengadilan. Tanggal dari pengadilan ini sudah ditetapkan. Kurang dari tiga minggu sebelumnya dengan para pembela yang sudah di pilih sendiri. Mr. suyudi, Mr. sartono. Mr. sartromullyono. Disitu mempersiapkan semuanya. Sukarno memperoleh kertas dari rumah, tinta dari rumah, sebuah kamus dari perpustakaan penjara. Hanya tidak punya meja untuk bekerja dengan nyaman. Kotak kaleng yang menyebarkan bau tidak sedap itu adalah gabungan dari tempat kencing dan tempat pembuangan air besar. Dari malam ke malam, selama satu setengah bulan, sukarno duduk tegak, kaki bersila, dan menaruh kaleng itu di depannya, dan mengambil selembar kertas dan tinta. Kemudian sukarno mulai menulis pembelaannya dengan serius yang kemudian menjadi satu sejarah politik di Indonesia. Dengan judul Indonesia Menggugat ia secara rinci mejelaskan penderitaan dimana masyarakat terperosok sebagai akibat penghisapan selama tiga setengah abad di bawah penjajahan belanda. Pada tanggal 18 agustus 1930, setelah 8 bulan sukarno berada di dalam tahanan, perkara ini dibawa kepengadilan. Sukarno dituduh melanggar pasal 169serta pasa, 171, dan 153 dari kitab undang-undang hokum pidana. Secara formal sukarno dituduh “mengambil bangian dalam sebuah organisasi yang bertujuan menjalankan kejahatandisamping mengulingkan kekuasaan hindia belanda yang ada”. Disitu sukarno melakukan pembelaan atas tuduhan yang menganggap sukarno melakukan pemberontakan dan sukarno dengan jiwa dan semangat dan melahirkan keberanian untuk menolak atas tuduhan di berikan. Ketika sukarno dibawa kembali ke penjara, wakil dari pemerintah menunjukkan kebaikannya kepada sukarno. Setelah siding berlangsuang sebanyak 19 kali, ada seorang belanda yang berani menulis artikel di surat kabarnya. Pada malam menjelang putusan hakim dibacakan, enam orang kawan pergi ke rumah dokter sosrokartono, seorang tokoh kebatinan yang sangat di hormati di bandung. Tokoh kebatinan itu hanya mengucapkan tiga kalimat “sukarno adalah orang satria”. Para pembelaku melakukan banding ke raad van justitie, tetapi pengadilan tingkat tinggi ini tetap pada keputusan pengadilan sebelumnya. Tak lama setelah itu sukarno dan yang lainnya di pindahkan de tembok yang lebih tinggi dari penjara suka miskin.

Tepat delapan bulan lamanya, Sukarno berada dalam sel yang tersendiri. Sukarno benar-benar dijaga dengan ketat. Bahkan tidak pernah diberikan kesempatan untuk sekedar berkomunikasi dengan tahanan lain karena dikhawatirkan dapat mempengaruhi pikiran tahanan lainnya. Bung karno dipekerjakan pada sebuah percetakan yang setiap harinya hanya membuat buku tulis yang berada di dekat ruang direktur penjara. Beberapa bulan kemudian, Bung Karno ini sudah diizinkan untuk dijenguk. Saluran informasi yang Sukarno dapatkan berasal dari makanan dan buku-buku agama yang diperoleh melalui Inggit. Sukarno menyebutnya dengan sistem lubang jarum. Pengasingan merupakan sebuah kekejaman terburuk yang dapat mengahancurkan nilai-nilai kemanusiaan juga dapat membelokkan kehidupan manusia. Dalam penjara tersebut banyak kejadian dimana tahanan memuaskan nafsunya dengan onani, bahkan yang terburuk adalah homoseksual. Bung Karno sengaja ditahan di penjara Sukamiskin yang merupakan penjara bagi pelanggar hukun bangsa Belanda, agar tidak meracuni masyarakat terpidana bangsa Indonesia. Gatot, Maskun dan Supriadinata mendapat kurungan selama setahun, Sukarno selama empat tahun. Para advokadnya telah mengajukan permohonan agar Sukarno menjalani hukuman di luar tembok seperti pidana lainnya namun permohonan tersebut ditolak. Penjara menjadi tempat berkembangnya kepribadian Sukarno. Ruang penjara adalah ruang sekolah. Karena dilarang membaca buku-buku politik, Sukarno mulai mendalami agama islam. Pada dasarnya kami adalah bangsa yang beragama yang tahu kewajiban terhadap tuhan. Takut dan cinta kepada tuhan merupakan sifat Bung Karno. Bung Karno menemukan sendiri agama islam pada saat usianya 15 tahun ketika bersama pak Cokro. Barulah ketika dipenjara Bung Karno sungguh-sungguh menjadi penganut Islam yang sebenarnya. Kemudian muncul berita bahwa PNI telah tercerai berai. Sukarono tidak menangis ketika ditangkap dan dipenjara, tidak patah semangat ketika dikucilkan tetapi ia bersedih ketika melihat partainya terpecah dan kesempatan kecil bagi tanah air menjadi semakin kecil daripada sebelumnya. Sementara itu, Indonesia Menggugat telah tersebar ke berbagai pengadilan di Eropa sehingga pengadilan bulan Agustus dari Sri Ratu banyak mengalami kecaman dan tekanan. Hal tersebut akhirnya mengubah hukuman Sukarno hanya menjadi dua tahun. Hingga pada tanggal 31 Desember 1931Sukarno resmi dinyatakna bebas dari penjara.

Esok malamnya, Sukarno berangkat ke Surabaya untuk menyampaikan pidatonya kepada peserta Kongres Indonesia Raya agar mereka tetap bersemangat karena Bung Karno telah kembali dan siap untuk berjuang bersama kembali. Belanda menyadari menghukum Bung Karno berarti menghukum seluruh pergerakan. Setelah penangkapan Sukarno PNI resmi dinyatakan sebagai partai terlarang. Kemudian kawan-kawan mendirikan Partindo, tetapi gerakannya tidak begitu terasa. Partindo jarang mengadakan kegiatan dan kalaupun ada, yang hadir hanya sedikit karena tidak adanya sosok pemimpin yang kuat seperti Bung Karno. Melihat hal tersebut, Hatta dan Syahrir tidak menyetujui gerakan tersebut. Hal tersebut kemudian menjadi sebuah pertentangan antara pengikut Hatta dan Sukarno. Pada akhirnya perpecahan pun tidak dapat dihindarkan. Begitu keluar dari penjara Sukarno mendapat tawaran untuk masuk Partindo. Tetapi Bung Karno menolak dan ingin mendengarkan pendapat Hatta dahulu. Tidak pernah terpikir sebelumnya untuk memihak pada salah satu pihak Bung karno ingin keduanya kembali menjadi satu. Kemudian diadakanlah sebuah pertemuan dengan pihak yang bertentangan di rumah Gatot. Dalam pertemuan tersebut terdapat sebuah perbedaan pendapat antara Sukarno dan Hatta. Kemudian pada tanggal 28 Juli 1932 Sukarno bergabung dengan Partindo dan terpilih sebgai ketua. Dunia pergerakan mulai hidup kembali. keluh-kesah rakyat akhirnya menjadi Bung Karno penyambug lidah rakyat Indonesia. Di Partindo Bung Karno dapat mengumpulkan massa 20.000 orang Bung Karno meyakini memperjuangkan kemerdekaan bukan hanya kemauannya sendiri namun juga atas kemauan tuhan. Dalam waktu yang cepat semangat nasionalisme menjalar ke seluruh tanah air dan semangat kemerdekaan kembali menular. Sukarno mengadakan rapat umum di Solo yang pada saat itu tiba-tiba mendapat ilham menyerahkan sebuah peci dan memintanya berkeliling dalam lautan manusia untuk mengumpulkan uang untuk pergerakan partai. Surat kabar pada saat itu penuh dengan berita pemberontakan di atas kapal Zeven provincen kapal perang Belanda dengan awak kapal orang-orang Indonesia. Pemerintah kolonial mengetahui betul pola agitasi Sukarno dalam memainkan setiap peristiwa yang terjadi mereka mengeluarkan larangan untuk membicarakan hal tersebut secara terbuka agar tidak merangsang rakyat untuk melakukan revolusi. Namun Sukarno dengan strateginya tetap berbicara tentang peristiwa kapal Zeven Provincien dalam pidatonya dan pada akhirnya rapat tersebut dibubarkan oleh polisi. Karena peristiwa itu Sukarno kembali ke posisi sebelumnya nomor satu dalam daftar hitam. Pemerintah kemudian mengeluarkan kebijakan siapapun yang membaca Fikiran Ra’yat dan memakai peci akan ditahan. Tak cukup sampai disitu, Sukarno kemudian menulis brosur Mencapai Indonesia Merdeka. Brosur tersebut disita dan dinyatakan terlarang karena bersifat sangat menghasut. Pada tanggal 1 Agustus Sukarno kembali ditangkap oleh Sri Ratu tepat setelah menghadiri pertemuan di kediaman Thamrin.

Delapan bulan tepatnya setelah hari pembebasannya Sukarno kembali ditangkap bukan atas suatu kejadian khusus. Tetapi dikarenakan Sukarno tidak dapat menutup mulutnya sesuai harapan pemerintah kolonial. Atas hak luar biasa Gubernur Jenderal mengambil keputusan sendiri. Tanpa diadili terlebih dahulu Sukarno telah dijatuhi hukuman yaitu pembuangan. Pukul setengah enam pagi tepatnya, Sukarno dikurung dalam sebuah ruangan kecil dari salah satu gerbong sebuah kereta express bersama dengan keluarganya yang berada dalam gerbong terpisah. Sesampainya di Surabaya Sukarno pertama kalinya bertemu dengan kedua orang tuanya dari balik jeruji besi. Hanya dengan waktu tiga menit untuk mengucapkan salam perpisahan. Keesokan harinya Sukarno dibawa naik ke atas kapal menuju Flores.

Ende dipilih menjadi sebagai penjara terbuka untuk Sukarno. Dulunya Belanda memiliki gagasan untuk mengasingkan para pejuang Indonesia ke luar negeri. Tetapi Belanda menyadari jika pengasingan dilakukan di luar negeri maka pejuang Indonesia dapat dengan bebas menyusun kekuatan. Oleh karenanya, Belanda memutuskan untuk mengasingkan para pejuang ini di dalam negeri agar mereka dapat mengawasinya secara langsung. Bukan hanya tak memiliki kawan, tetapi di Ende Sukarno juga kehilangan ibu mertuanya. Ibu Asmi yang baik hati itu meninggal di pangkuan Sukarno. Di Ende, Sukarno diacuhkan oleh orang-orang bukan karena tidak mengenalinya. Tetapi, mereka mengetahui siapa Sukarno. Orang-orang terpandang di Ende merupakan orang-orang Belanda, amtenar bangsa Indonesia dan orang-orang yang memiliki kekuasaan seperti raja. Orang-orang tersebut merupakan boneka Belanda. Mereka acuh dan dilarang bergaul dengan Sukarno karena mereka takut termasuk dalam daftar hitam yang dapat membuat kehilangan jabatannya itu. Mengetahui kondisinya yang demikian, Sukarno akhirnya memiliki strategi untuk mendekati rakyat jelata. Seiring berjalannya waktu, lingkungan yang Sukarno bentuk dari kumpulan nelayan, petani, pembantu, sopir dll tersebut akhirnya terbentuklah perkumpulan Sandiwara Kelimutu, yang digunakan oleh Sukarno sebagai untuk melakukan propaganda sebagai gerakan perjuangannya di Ende. Hal ini dapat dibuktikan dengan karya-karyanya yang mengandung pesan-pesan moral didalamnya. Sukarno juga mengajarkan lagu Kebangsaan Indonesia Raya pada anak-anak yang ia lakukan dengan cara mengadakan piknik untuk mengelabuhi polisi penjaga. Namun demikian, masih saja ada yang melaporkan hal tersebut, sehingga Sukarno diperiksa dan dikenakan denda. Di Ende ini juga, Sukarno mendengar kabar bahwa Pak Cokro telah meninggal dunia. Sukarno juga membersihkan diri dari segala tahayul. Pada awalnya Sukarno percaya kepada benda-benda pembawa keberuntungan seperti jimat namun setelah dibuang ke Flores ia tidak lagi percaya lagi. Suatu hari Sukarno tidak dapat bangun dari tempat tidur dan pada hari itu juga dokter menyatakan ia menderita malaria.

Ketika berita mengenai keadaan Sukarno yang sedang sakit sampai ke Jakarta, Thamrin mendesak dan meminta pertanggungjawaban atas kesehatan Sukarno. Thamrin menuntut apabila Sukarno sampai meninggal maka pihak Belandalah yang harus bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut karena Flores adalah sarang Malaria. Deen Hag pun segera mengambil tindakan untuk memindahkan Sukarno dan keluarganya ke Bengkulu. Sama halnya di Ende di Bengkulu Sukarno juga diawasi. Setiap orang yang mengunjungi rumahnya akan diinterogasi. Sesuai dengan cara hidup orang Indonesia, Sukarno juga menginginkan seorang anak. Inggit tidak bisa memberinya anak sehingga merasa hidupnya terasa hampa. Ketua Muhammadiyah se tempat Pak Hassan Din mendatangi rumah Sukarno dan memintanya untuk membatunya sebagai tenga pengajar di sekolah yang didirikannya. Dari sinilah Sukarno mulai mengenal Fatmawati puteri Pak Hassan Din. Ketika Fatmawati masuk sekolah rumah tangga Sukarno menampung Fatmawati dirumahnya. Sukarno sering berdiskusi dengan Fatmawati soal kehidupan, Tuhan dan agama Islam. Pada suatu malam ketika mendengar radio bersama-sama di sebuah ruangan Inggit merasakan ada api percintaan yang sedang menyala antara Sukarno dan Fatmawati. Hal tersebut dikarenakan Sukarno selalu berada di pihak Fatmawati ketika terjadi sebuah pertengkaran diantara anak-anaknya. Menikah lagi merupakan suatu keharusan ujar Sukarno yang selalu merasa kesepian karena tidak memiliki anak. Namun disisi lain, Sukarno tidak ingin menyakiti perasaan Inggit. Hubungan keduanya menjadi tegang. Sukarno memilih untuk menyibukkan diri dengan bekerja, menggelar seminar rencana modernisasi islam, kelompok perdebatan dan menulis artikel. Mei 1940 Hitler menyerbu negeri Belanda. Sukarno dipanggil ke kantor mereka di Fortth Marlborough untuk membuat tugu peringatan. Namun, Sukarno tidak sudi sekalipun dirinya ingin memuaskan jiwa seninya. Pada pertengaha tahun 30-an Sukarno telah mengira bahwa Jepang akan mengikuti Hitler menyerang Inggris dan Amerika. Saat di Flores pada tahun 1938 Sukarno menulis cerita sandiwara berjudul Indonesia 45. Juli 1941 Sukarno menulis dalam surat kabar pemandangan yang berisi Bangsa Indonesia tidak berdasar pada Nasionalisme dengan pengertian yang sempit seperti Italia dan Jerman yang menempatkan keagungan sebuah bangsa diatas kepentigan kesejahteraan manusia. Anti Naziisme dan anti Fasisme harus menjadi panji cita-cita Indonesia. Hal tesebut hanya menyeret kepada peperangan dan bencana besar. Kejahatan moral ini tidak hanya dilakukan orang kulit putih tetapi juga Jepang dengan keserakhannya ikut dalam peperangan ganas yang membahayakan perdamaian dan keselamatan bangsa-bangsa Asia dalam pertarungannya melawan barat. Bab ini diakhiri penyerbuan yang dilakukan oleh Jepang di Sumatera pada tanggal 12 Februari 1942.

Jepang menyerbu melalui Palembang. Belanda yang mengetahui hal tersebut memilih mundur. Namun, Belanda tidak mau meninggalkan Sukarno. Karena Jepang bisa memanfaatkan Sukarno untuk mengobarkan permusuhan terhadap Belanda. Bila Sukarno bebas dia akan dapat mempengaruhi rakyat sehingga dapat mempersulit upaya Belanda untuk menguasai Hindia-Belanda kembali nantinya. Rakyat masih membincangkan Sukarno yang menjadi puncak impian mereka. Tidak ada tokoh lain yang mampu menempati posisinya. Sejak pembuangannya pergerakan kemerdekaan mengalami kemerostan. Tahun 1936 berdiri sebuah partai baru yaitu Gerindo yang mencoba bergerak tetapi tidak ada yang mampu menyalakan semangat rakyat. Beredar kabar bahwa Jepang sedang bergerak menuju Bengkulu. Sehari sebelum Jepang sampai, Sukarno dibawa oleh polisi untuk melarikan diri secara diam-diam menuju Australia yang diberangkatkan melalui pelabuhan Padang bersama pengungsi lainnya. Setelah beberapa hari perjalanan melewati tengah hutan, bertepatan dengan kedatangan Sukarno kapal yang direncanakan mengangkutnya telah meledak diserang Jepang. Tentara Belanda mencoba mengangkut Sukarno menggunakan pesawat tetapi tidak satu pesawatpun yang tersedia. Akhirnya Belanda lebih memilih menyelamatkan diri sendiri daripada Sukarno. Melihat keadaan saat itu, Sukarno bersama orang-orang di Padang membentuk sebuah Komando Rakyat yang bertugas sebagai pemerintah sementara untuk menjaga ketertiban. Melihat kondisi rakyat Indonesia yang tidak memungkinkan pada saat itu, Soekarno menganjurkan kepada rakyat setempat untuk tidak melakukan perlawanan terhadap Jepang. Bab ini diakhiri dengan masuknya balatentara dengan segala alat perangnya ke Padang.

Kontributor: Kader GMNI FIB-UNEJ